"Asal-usul Nama dan Sejarah Kota Pekanbaru"
Pekanbaru merupakan kota terbesar sekaligus ibu kota Provinsi Riau. Kota ini dikenal sebagai kota perdagangan dan jasa, termasuk juga kota dengan tingkat pertumbuhan, migrasi, dan urbanisasi yang
tinggi di Pulau Sumatera.
Kendati populasi penduduknya lebih sedikit dari Palembang dan Padang, pertumbuhan Kota Pekanbaru terbilang lebih besar.
Hal ini didukung oleh letaknya yang strategis, yakni berada di jalur lintas timur Pulau Sumatera, serta terhubung dengan beberapa kota penting seperti Medan, Padang, dan Jambi.
Selain itu, Kota Pekanbaru juga berada di sumpul segi tiga pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Singapura.
Sebelum menjadi salah satu kota besar di Sumatera, Kota Pekanbaru telah melewati sejarah yang sangat panjang.
Pada awalnya, nama Pekanbaru adalah Senapelan, yang dipimpin oleh seorang kepala suku yang disebut Batin.
Dulu daerahnya berupa ladang perkebunan dan kemudian berkembang menjadi perkampungan.
Pada periode selanjutnya, daerah itu berkembang menjadi sebuah dusun yang bernama Dusun Payung Sekaki, yang letaknya berada di tepi muara Sungai Siak.
Akan tetapi, orang-orang lebih mengenalnya dengan nama Senapelan, yang ketika masa kekuasaan VOC wilayahnya dijadikan tempat perhentian kapal-kapal Belanda.
Dari situlah, letaknya yang strategis kemudian berkembang hingga memegang peranan penting dalam lalu lintas perdagangan.
Perkembangan Senapelan juga berhubungan erat dengan perkembangan Kerajaan Siak Sri Indrapura.
Semenjak Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah menetap di Senapelan, kemudian didirikanlah istana di Kampung Bukit, yang berdekatan dengan perkampungan Senapelan.
Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah berinisiatif membuat pekan atau pasar di Senapelan, tetapi tidak berkembang.
Pada masa pemerintahan putranya, Raja Muda Muhammad Ali, yang bergelar Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazamsyah, lokasi pasar bergeser ke tempat yang baru, yakni di sekitar Pelabuhan Pekanbaru sekarang.
Maka pada 23 Juni 1784, berdasarkan musyawarah datuk-datuk empat suku (Pesisir, Lima Puluh, Tanah Datar, dan Kampar), negeri Senapelan diganti namanya menjadi Pekan Baharu, yang dalam bahasa sehari-hari lebih mudah diucapkan Pekanbaru.
Tanggal 23 Juni 1784 kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kota Pekanbaru.
Sejak saat itu pula, ibu kota Siak berada di Pekanbaru, yang menjadi tempat pertemuan para pedagang dari Selat Malaka, Minangkabau, dan Petapahan.
Dalam perkembangannya, Kerajaan Siak dibagi menjadi 10 provinsi, salah satunya Provinsi Pekanbaru.
Kedudukan Pekanbaru sebagai ibu kota provinsi bertahan sampai 1916. Setelah itu, berikut ini perkembangan pemerintahan di Kota Pekanbaru.
đź“šPekanbaru bagian dari Kerajaan Siak yang disebut district berdasarkan SK Kerajaan Bershuit van Inlandsch Zelfbestuur van Siak No. 1 tanggal 19 Oktober 1919.
đź“šPekanbaru masuk wilayah Kampar Kiri pada 1932 yang dipimpin oleh seorang Controleor berkedudukan di Pekanbaru.
đź“šMulai 8 Maret 1942 Pekanbaru dipimpin oleh seorang Gubernur Militer Go Kung, Distrik menjadi GUM yang dikepalai oleh GUNCO.
đź“šPekanbaru dijadikan daerah otonom yang disebut Haminte atau Kota B berdasarkan Ketetapan Gubernur Sumatera di Medan tanggal 17 Mei 1946 No. 103.
đź“šKabupaten Pekanbaru diganti dengan Kabupaten Kampar, Kota Pekanbaru diberi status Kota Kecil berdasarkan UU No.22 tahun 1948.
đź“šUU No.8 tahun 1956 menyempurnakan status Kota Pekanbaru sebagai Kota Kecil.
đź“šStatus Pekanbaru menjadi Kota Praja berdasarkan UU No.1 tahun 1957.
đź“šPekanbaru menjadi ibu kota Provinsi Riau berdasarkan Kepmendagri No. 52/1/44-25 tanggal 20 Januari 1959.
đź“šUU No.18 tahun 1965 meresmikan pemakaian sebutan Kotamadya Pekanbaru.
đź“š UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah sebutan Kotamadya berubah menjadi Kota Pekanbaru.
Sumber: https://www.kompas.com/stori/read/2021/10/07/140000179/asal-usul-nama-dan-sejarah-kota-pekanbaru?page=all
Sajian ASMIDA KKALC17 L2PTS GROUP/ 21 Juni 2024 (DRDRAHJRMAAMPD)
Koleksi TBM ALC L2PTS GROUP
https://www.facebook.com/share/p/tTbrFaxLx78C9AvY/?mibextid=oFDknk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar